Nanang Prast Cuplis

Setelah kemarin merakit chainsaw bar memakai gerinda maktec, hari ini test performanya... Untuk kekuatan chainsaw sudah terbukti cukup bagus, namun karena saya belum pernah memakai chainsaw rasa was2 cukup kuat. Takut rantai putus/lepas dan juga masih kaku untuk memegang gerinda saat memotong kayu. Jadi efek getaran mesin sangat terasa.  Uji coba ini memakai kayu sono keling diameter 30 cm. Kayu cukup tua dan kering, terlihat galih yang warnanya gelap kehitaman. Dan hanya hitungan detik terpotong juga kayunya. Namun mungkin karena saya belum terbiasa memakai chainsaw, hasil potongan sangat kasar...heheheew Inilah vidio detik2 pemotongan kayu sono keling memakai chainsaw bar mesin gerinda maktec. Selamat menyaksikan... https://youtu.be/bpCtPhAsZZk

Yeeeaaahhhhh.... akhirnya bertambah lagi peralatan potong kayuku. Beberapa hari kemarin sempet liat di youtube ada alat potong kayu yang memakai mesin gerinda tangan, membuatku jadi pengen punya... heheheee Setelah nyari keliling toko online dan nanya2 ini itu ini itu bla bla bla... deal beli juga ditoko mekanik. Walaupun harga agak berbeda dari toko online, tapi lebih puas beli secara langsung... soalnya bisa pegang2 dan raba barangnya langsung. Merk BITEC 11.5" terbeli juga dengan harga 200rb an. Dibeberapa toko menjual chainsaw bar merk BITEC sepaket dengan gerinda BITEC dengan harga kisaran 450rb an. Namun saya membeli hanya chainsaw bar saja karena sudah memiliki 2 buah gerinda. Untuk pemasangan cukup mudah, karena dalam satu box sudah komplit peralatan plus buku petunjuk pemasangan, dan sudah dilengkapi dengan kunci2nya. Merk BITEC bisa di aplikasikan untuk semua gerinda tangan, saya memakai gerinda merk MAKTEC. Untuk lebih jelas proses pemasangan bisa dilihat di link ...

Di dunia bonsai hampir semua pecinta bonsai mengenal tanaman Santigi (phempis acidula). Jenis tanaman ini memang cukup disukai para pebonsai karena memiliki karakteristik yang bagus dan menarik untuk dijadikan bonsai. Santigi memiliki banyak sebutan diberbagai daerah antara lain stigi, kastigi, sentigi, drini, mentigi dan lain-lain. 1. Mengenal SANTIGI (PHEMPIS ACIDULA) Terkadang orang awam salah menafsirkan tanaman lain sebagai santigi, diantaranya adalah yang biasa dikenal santigi gunung dan juga santigi lanang. Padahal yang sesungguhnya santigi adalah jenis tanaman dengan habitat asli tepi pantai berpasir atau karang laut, dengan bentuk daun kecil lonjong, berbunga putih dan biji dalam 1 kelopak bunga. Lebih jelas lagi ada pada gambar berikut,   a. Santigi (Phempis Acidula)      b. Santigi Gunung disebut juga Manis Rejo / Delima Montak (Vaccinium Varingiaefolium)     c. Santigi Lanang sesungguhnya tanaman Teruntum (Lumnitzera Rac...

Tatto is'nt crime Orang bertatto selalu mempunyai kisah dan cerita tersendiri dalam perjalanan hidupnya. Walaupun sebagian masyarakat menganggap mereka itu orang tidak benar, kriminal, preman dan berbau hal2 yang negatif. Namun orang2 bertatto menganggap bertatto itu bukan hal yang negatif, bagi mereka dan juga saya pribadi yang juga bertatto itu adalah identitas jati diri dan sebuah seni yang mengkorbankan tubuh sendiri. Men-Tatto atau seni tatto membutuhkan persiapan mental jiwa dan raga, dan juga persiapan lahir dan bathin. Karena nantinya harus siap menerima segala akibat maupun resiko didalam keluarga dan masyarakat, walaupun tidak semuanya beranggapan negatif kepada orang bertatto. Perlu diketahui... bertatto memiliki efek ketagihan, rasa untuk menambah lagi koleksi tatto. Ini adalah hal yang umum dirasakan oleh orang bertatto dan itu adalah hal yang wajar. Jadi... jika ingin bertatto silahkan dulu mempersiapkan diri jiwa dan raga dan juga jangan lupa izin dari keluarga...

Beberapa hari kemarin saya mendapatkan orderan dari seorang kakek untuk membuat pipa rokok dengan bahan kayu stigi. Namun... kali ini bahan dari si kakek, yang membuat saya binggung adalah dia mau pipa rokok yang bentuknya sesuai kayu yang dia bawa. Wow... ternyata kayu stigi yang dia bawa cuma sepotong kecil panjang sekitar 7 cm dan sangat hitam kesan tua sangat menonjol. Yahhh mau bagaimana lagi, sang kakek tidak mau pipanya berbentuk seperti pipa rokok pada umumnya. Akhirnya.... setelah ngobrol bla bla blaaa bla Dan sepakat deh, cukup di bor saja dan sedikit dihaluskan jadilah pipa rokok dengan bentuk aneh tapi memuaskan sang kakek. Inilah hasilnya...

 Kayu secang... Kira2 pembaca sudah tahu atau mengenalnya belum...??? Sedikit info yang saya ketahui kayu secang adalah sejenis kayu obat yang mana biasanya dijual di toko jamu berbentuk serpihan2 kecil dan sudah dicampur dengan berbagai macam bahan jamu kering lainnya. Cara konsumsinya cukup dicampur dengan air panas sampai air berwarna kemerah2 an. Dan untuk khasiatnya silahkan di googling yaaaa... Ok kembali ke awal... Menikmati proses pemanfaatan kayu secang yang saya ambil sendiri di kebun tetangga yang mau di bersihkan. Dari pada jadi kayu bakar akhirnya saya ambil dan siapa tau nanti bisa jadi sesuatu.  Inilah dongkelan kayu secangnya, dan setelah  utak atik akhirnya saya potong bagian yang tidak diperlukan.  Hasil potongan ternyata memiliki tekstur unik dengan warna merah pada inti batang.  Tanpa buang waktu saya mainkan parang, pahat ukir dengan semangat. Pada saat itu saya tidak memiliki dasar desain gambar akan jadi seperti akan kayu in...

Kota Malang... Kota kelahiranku Kotanya Ongis Nade Kotanya Arema, seakan tiada henti menampilkan destinasi wisata baru yang membuat kagum dan betah para wisatawan asing maupun lokal. Hmmmm.... tinggal memilih lokasi wisata yang sesuai budget dan kondisi hati yaaa. Kemarin aku sempatkan mengajak keluarga kecilku jalan2 tipis keliling kota menikmati suasana kota. Walaupun sebentar tapi cukup membuat buah hati kami bahagia, dan kami memilih Alun Alun kota dan Kampung Tridi. Sekilas namun berkesan... itulah cara kami menikmati kesempatan yang ada... Dan perlu di ingat, bahagia itu simple dan gak perlu MAHAL... setuju gakkk. Saat malam hari adalah waktu yang tepat untuk keliling Alun Alun Malang, apalagi pas air muncrat sedang beraksi... satu suguhan kecil yang menarik. Yups... intinya adalah Bahagia Tidak Harus Mahal... Salam Satu Jiwa